Museum Reksa Artha menyimpan berbagai benda yang terkait dengan percetakan uang, seperti mesin kuno pencetak uang kertas dari awal abad ke-20 yang berukuran besar, alat pencetak uang logam, dan foto yang berkisah tentang pencetakan Oeang Republik Indonesia (ORI) yang mempertahankan daulatnya RI di sektor ekonomi pada masa perjuangan.
Memang nggak banyak orang yang tahu dengan museum ini atau seterkenal seperti Monumen Nasional maupun Museum Fatahillah. Namun, museum ini memiliki peranan penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Museum Reksa Artha atau yang berarti tempat menyimpan benda-benda sebagai sarana membuat uang dibangun oleh Bapak H. Wahyu Hagono. Ia adalah Direktur Utama Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) pada 15 Desember 1987. Lalu diresmikan pada 30 Januari 1989.
Usai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya menggunakan mata uang seperti sekarang ini. Waktu itu ada tiga mata uang yang berlaku, salah satunya adalah ringgit. Dan baru pada 30 Oktober 1946, Oeang Republik Indonesia (ORI) mulai berlaku dan beredar sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah. Nggak hanya itu saja lho, ternyata peran para perintis Percetakan ORI mengalami masa yang panjang sebelum uang tersebut disahkan.
Dari beragam peristiwa yang membumi hanguskan percetakan-percetakan ORI di daerah seperti Serang, Surabaya, Semarang, dan Malang. Hingga perjuangan idealisme perintis ORI bagi bangsa Indonesia , dengan cara mengeluarkan mata uang sendiri, bukan mata uang milik bangsa lainnya. Museum Reksa Artha ini wajib didatangi, karena museum ini menyimpan berbagai macam mesin cetak, mesin potong, alat foto repro, dan kelengkapan alat lainnya pada masa percetakan ORI sampai dengan Pertjetakan Kebajoran, dan Artha Yasa. Serta hasil produksi percetakan ORI, PN, Perkeba dan Artha Yasa serta Perum Peruri.
Oh iya, museum ini letaknya strategis kok, nggak jauh dari Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Jika anda datang dari arah Cilandak maka berada di sebelah kanan. Bangunan museum ini nggak sebesar seperti museum-museum lainnya di Jakarta namun jika anda masuk ke dalamnya, anda akan tercengang-cengang melihat banyaknya mesin pencetak uang di sana. Anda juga akan takjub karena mesin-mesin tersebut masih terawat dengan bagus dan tidak berdebu.
Dari depan pintu masuk terdapat patung Bapak Widjoyo Soetjipto Di sepanjang dinding museum, anda akan melihat lukisan imajinasi para pejuang percetakan ORI. Di tengah ruangan museum, di sanalah letak mesin-mesin tersebut. Anda nggak akan lelah berjalan kaki di sana, karena museum ini hanya terdiri dari satu ruangan besar saja. Kira-kira hanya membutuhkan 30 menit, untuk anda menikmati Museum Reksa Artha. Saatnya anda mengenal sejarah mata uang negara kita. Baca juga: Apa Saja yang Ada di Museum Keprajuritan Jakarta?
Memang nggak banyak orang yang tahu dengan museum ini atau seterkenal seperti Monumen Nasional maupun Museum Fatahillah. Namun, museum ini memiliki peranan penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Museum Reksa Artha atau yang berarti tempat menyimpan benda-benda sebagai sarana membuat uang dibangun oleh Bapak H. Wahyu Hagono. Ia adalah Direktur Utama Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) pada 15 Desember 1987. Lalu diresmikan pada 30 Januari 1989.
Usai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya menggunakan mata uang seperti sekarang ini. Waktu itu ada tiga mata uang yang berlaku, salah satunya adalah ringgit. Dan baru pada 30 Oktober 1946, Oeang Republik Indonesia (ORI) mulai berlaku dan beredar sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah. Nggak hanya itu saja lho, ternyata peran para perintis Percetakan ORI mengalami masa yang panjang sebelum uang tersebut disahkan.
Dari beragam peristiwa yang membumi hanguskan percetakan-percetakan ORI di daerah seperti Serang, Surabaya, Semarang, dan Malang. Hingga perjuangan idealisme perintis ORI bagi bangsa Indonesia , dengan cara mengeluarkan mata uang sendiri, bukan mata uang milik bangsa lainnya. Museum Reksa Artha ini wajib didatangi, karena museum ini menyimpan berbagai macam mesin cetak, mesin potong, alat foto repro, dan kelengkapan alat lainnya pada masa percetakan ORI sampai dengan Pertjetakan Kebajoran, dan Artha Yasa. Serta hasil produksi percetakan ORI, PN, Perkeba dan Artha Yasa serta Perum Peruri.
Oh iya, museum ini letaknya strategis kok, nggak jauh dari Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Jika anda datang dari arah Cilandak maka berada di sebelah kanan. Bangunan museum ini nggak sebesar seperti museum-museum lainnya di Jakarta namun jika anda masuk ke dalamnya, anda akan tercengang-cengang melihat banyaknya mesin pencetak uang di sana. Anda juga akan takjub karena mesin-mesin tersebut masih terawat dengan bagus dan tidak berdebu.
Dari depan pintu masuk terdapat patung Bapak Widjoyo Soetjipto Di sepanjang dinding museum, anda akan melihat lukisan imajinasi para pejuang percetakan ORI. Di tengah ruangan museum, di sanalah letak mesin-mesin tersebut. Anda nggak akan lelah berjalan kaki di sana, karena museum ini hanya terdiri dari satu ruangan besar saja. Kira-kira hanya membutuhkan 30 menit, untuk anda menikmati Museum Reksa Artha. Saatnya anda mengenal sejarah mata uang negara kita. Baca juga: Apa Saja yang Ada di Museum Keprajuritan Jakarta?
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar