Nasi Gandul, Kuliner Khas Pati |
Kelezatan terletak pada rasa santan yang sangat terasa tetapi tidak berlebihan dan gading yang terasa empuk karena dimasak cukup lama. Masyarakat banyak yang percaya bahwa penjual dari nasi gandul pertama berasal dari desa gajahmati, dan disana bisa dengan mudah anda menemukan penjual nasi gandul. Ada juga penjual yang walaupun bukan berasal dari Gajamati tetapi menulisakan kata desa gajah mati di spanduk tempat mereka berjualan.
Pedagang nasi gandul yang sudah menetap atau membangun sebuah tempat makan biasanya akan tetap mempertahankan kuali dan bakul nasi di depan tempat mereka berjualan. Kuali dan bakul nasi ini lah yang menjadi ciri khas dari penjual nasi gandul itu sendiri, karena pada awalnya penjual nasi gandul berkeliling memanggul dagangannya menggunakan bambu dan menaruh kuali dan bakul nasi di setiap ujungnya. Saat penjual memanggul bambu di pundaknya, kuali dan bakul nasi di kedua sisi bambu tersebut menggantung (gandul). Oleh karena itulah banyak yang menamakan nasi gandul
Selain penamanaan nasi gandul yang berdasarkan bagaimana penjualnya menjajakan dagangannya, ada satu alasan lagi kenapa dinamanakan nasi gandul. Hal ini karena dalam penyajiannya nasi gandul pasti menggunakan daun pisang sebagai alasnya. Sehingga nasinya menggantung atau tidak menyentuh piring. Ini juga yang membuat penjual nasi gandul tetap bertahan menggunakan alas daun pisang.
Nasi gandul dimakan menggunakan suru atau daun pisang ang dilipat untuk menggantikan sendok. Saat ini kebanyakan penjual nasi gandul menyajikan nasi gadul dengan sendok, akan tetapi masih menyiapkan suru bagi yang ingin merasakan sensasi yang berbeda.
Penampilan nasi gandul yang hampir sama dengan semur daging membuat banyak orang keliru. Tetapi dalam segi rasa, nasi gandul memiliki rasa yang kuat dari rempah-rempah dan santan tetapi kuahnya tidak terlalu kental. Nasi putih yang disiram menggunakan kuah coklat dan potongan daging merupakan paduan yang sempurna bagi penikmat nasi gandul. Jika anda merasa tidak puas dengan gading sapi, biasanya penjual nasi gandul menyediakan pelengkap seperti jeroan sapi, tempe goreng, ataupun telur bacem.
Para penikmat nasi gandul dari luar kota bahkan biasanya menyempatkan untuk menyantapnya ketika mereka melewati Kabupaten Pati. Menurut para penikmatnya tidak ada tempat yang lebih baik menikmati nasi gandul dibanding di desa Gajahmati, Pati. Harga untuk satu porsi nasi gandul pun cukup terjangkau, dengan uang kurang dari dua puluh ribu kita sudah mendapatkan satu piring nasi gandul lengkap dengan pilihan daging atau jeroan sapi. Dan akan lebih nikmat jika disajikan saat masih panas dengan tambahan sedikit kecap manis di atasnya. Baca juga: Sensasi Roti Goreng Om Tolet Tolet dari Jember.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar