Butet Kertaradjasa lahir di Yogyakarta, 21 November 1961. Ia adalah seorang aktor teater kawakan yang mengaku dibesarkan oleh pangung teater dan kerap menampilkan pentas monolog, yaitu sebuah penampilan tunggal diatas pangung dengan membawakan beberapa karakter seorang diri.
Butet sendiri adalah anak dari Bagong Kussudiardja (Alm), seorang koreografer dan pelukis Yogyakarta. Dan juga kakak dari seniman Djaduk Ferianto, yang mengeluti musik etnik.
Kepiawaian dan 'keberaniannya' menirukan suara mantan Presiden Suharto dalam pementasan teternya, membuat Butet menjadi icon perlawanan lewat pangung seni. Pementasan-pementasan yang dibawakannya pun banyak bersentuhan dengan kritik dan kekuasaan. Di antaranya, Racun Tembakau, Lidah Pingsan, Benggol Maling, Raja Rimba Jadi Pawang, Iblis Nganggur, Mayat Terhormat, Guru Ngambeg, Republik Togog dan tebaru, Matinya Tukang Kritik.
Kini, selain masih tetap eksis di pangung teater, Butet tampil rutin memerankan karakter (raja) SBY (Si Butet Yogja) dalam Republik Mimpi di Metro TV. SBY yang diperankannya adalah pameo dari presiden RI, SBY.
Mungkin Butet bukan aktor pertama yang melakukan monolog. Tokoh-tokoh klasik macam Basiyo, Cak Durasim hingga Bing Slamet adalah beberapa nama yang mampu menciptakan ruang serupa. Kemampuan panggung atau akting tunggal ini, entah dapat disebut apa. Butet condong menyebutnya sebagai monolog, dalam tekanan yang lebih berat pada dramaturgi teatrealnya. Walau dari sisi bentuk, isi hingga modus realsinya dengan penonton, ia sulit dibedakan dengan one man show atau standing comedy di atas. Baca juga : Profil dan Biodata Joy Red Velvet, Bintang Descendants of Sun.
Tapi, apa pun namanya, ia menjadi tak begitu penting ketimbang peran, fungsi, bahkan posisi tawarnya di depan publik. Apa yang dilakukan Butet bisa jadi sama nilai kulturalnya dengan apa yang dilakukan Azhar Usman di Amerika Serikat. Urusan dramaturgi teateralnya, kadang justru menyesatkan atau menjebak seseorang dalam pakem atau simbolisasi yang alienatif dan beresiko mengasingkan publik penontonnya sendiri.
Butet sendiri adalah anak dari Bagong Kussudiardja (Alm), seorang koreografer dan pelukis Yogyakarta. Dan juga kakak dari seniman Djaduk Ferianto, yang mengeluti musik etnik.
Kepiawaian dan 'keberaniannya' menirukan suara mantan Presiden Suharto dalam pementasan teternya, membuat Butet menjadi icon perlawanan lewat pangung seni. Pementasan-pementasan yang dibawakannya pun banyak bersentuhan dengan kritik dan kekuasaan. Di antaranya, Racun Tembakau, Lidah Pingsan, Benggol Maling, Raja Rimba Jadi Pawang, Iblis Nganggur, Mayat Terhormat, Guru Ngambeg, Republik Togog dan tebaru, Matinya Tukang Kritik.
Kini, selain masih tetap eksis di pangung teater, Butet tampil rutin memerankan karakter (raja) SBY (Si Butet Yogja) dalam Republik Mimpi di Metro TV. SBY yang diperankannya adalah pameo dari presiden RI, SBY.
Mungkin Butet bukan aktor pertama yang melakukan monolog. Tokoh-tokoh klasik macam Basiyo, Cak Durasim hingga Bing Slamet adalah beberapa nama yang mampu menciptakan ruang serupa. Kemampuan panggung atau akting tunggal ini, entah dapat disebut apa. Butet condong menyebutnya sebagai monolog, dalam tekanan yang lebih berat pada dramaturgi teatrealnya. Walau dari sisi bentuk, isi hingga modus realsinya dengan penonton, ia sulit dibedakan dengan one man show atau standing comedy di atas. Baca juga : Profil dan Biodata Joy Red Velvet, Bintang Descendants of Sun.
Tapi, apa pun namanya, ia menjadi tak begitu penting ketimbang peran, fungsi, bahkan posisi tawarnya di depan publik. Apa yang dilakukan Butet bisa jadi sama nilai kulturalnya dengan apa yang dilakukan Azhar Usman di Amerika Serikat. Urusan dramaturgi teateralnya, kadang justru menyesatkan atau menjebak seseorang dalam pakem atau simbolisasi yang alienatif dan beresiko mengasingkan publik penontonnya sendiri.
Ia banyak berproses bersama beberapa kelompok teater, seperti Teater Kita-Kita, Teater Dinasti, Teater Gandrik, juga terlibat dibeberapa pementasan Teater Koma dan Teater Mandiri. Di film, ia terlibat dalam produksi film Petualangan Sherina, Banyu Biru dan yang sebentar lagi akan meramaikan perfilman nasional, Maskot. Wajahdan karakternya yang khas dan menjadi ikon tersendiri di program televisi Pasar Rakyat 76 dan beberapa sinetron . Selanjutnya: Profil Singkat Susi Pudjiastuti, Menteri Super Eksentrik.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar