Gendang Beleq merupakan musik tradisional dari pulau Lombok, pulau yang mempunyai beragam keunikan budaya dan adat, pulau yang memiliki keindahan alam yang menakjubkan, pulau dengan julukan 1000 masjid, dan pulau dengan masyarakatnya yang menganut nilai-nilai kebersamaan. Salah satu keunikan dari pulau Lombok ialah kesenian musik gendang beleq, nama gendang beleq sendiri diambil dari alat musik yang digunakan, “Gendang” bearasal dari bunyi “dang” yang dihasilkan dari alat musik itu sendiri, sedangkan “Beleq” berasal dari bahasa sasak yang berarti besar, karena ukuran gendang beleq sendiri bisa dibilang lumayan besar panjangnya sekitar 1 sampai 1,5 meter.
Gendang beleq dimainkan secara terorganisir dan berkelompok membentuk sebuah group, 1 group terdiri dari 13 sampai 17 orang, mengadaptasi dari jumlah rakaat dalam ibadah umat islam yaitu sholat. Pun demikian dengan tata cara memainkannya yaitu mengidentikkan dengan pelaksanaan sholat secara berjamaah dan tuntunan hidup bermasyarakat yang tidak mengenyampingkan syariat-syariat islam.
Pertunjukan Gendang Beleq |
Gendang beleq dibuat dari besi dan kayu, bentuk gendang beleq pun besar, panjang seperti tabung, kedua sisi gendang beleq terbuat dari kulit sapi atau kerbau, hampir mirip dengan bedug, namun gendang beleq juga dihiasi dengan kain yang mempunyai motif yang beragam, seperti kain dengan warna hitam putih layaknya papan catur.
Gendang beleq dimainkan secara terorganisir dan berkelompok membentuk sebuah group, 1 group terdiri dari 13 sampai 17 orang, mengadaptasi dari jumlah rakaat dalam ibadah umat islam yaitu sholat. Pun demikian dengan tata cara memainkannya yaitu mengidentikkan dengan pelaksanaan sholat secara berjamaah dan tuntunan hidup bermasyarakat yang tidak mengenyampingkan syariat-syariat islam.
Adapun alat – alat yang digunakan untuk memainkan musik tradisional gendang beleq ialah 2 buah gendang beleq masing-masing terdiri dari gendang beleq mama (laki-laki) dan gendeng beleq nina (perempuan) berfungsi sebagai pembawa dinamika, terdapat juga gendang kodeq (gendang kecil), perembaq beleq, dan perembaq kodeq sebagai pembawa ritme, yang terakhir ialah gong, suling dan reog sebagai pembawa melody, para pemain gendang beleq akan memainkan gendang beleq dengan cara menari dengan tarian-tarian yang khas, sehingga akan menambah karakteristik gendang beleq itu sendiri, ditambah lagi dengan distorsi merdu nan khas yang dihasilkan oleh semua alat musik menjadikan gendang beleq sebuah orkestra yang mempunyai jiwa musikalitas yang menawan.
Pada zaman dahulu gendang beleq hanya digunakan untuk menyemangati para prajurit yang akan pergi berperang ke medan perang ataupun yang pulang dari medan peran, hal ini dilakukan oleh raja Lombok terdahulu agar para prajuritnya tidak gentar mengahadapi musuh walaupun nyawa di korbankan, sebelum Raja Karangasem menjajah gumi sasak Lombok alat musik gendang belaq hanya terdiri dari beberapa alat musik saja, seperti 2 buah gendang beleq, gong, dan suling. Terlepas dari pengaruh kebudayaan bali yang sangat besar yang dibawa oleh raja Karangasem pada masa itu, gendang beleq pun mirip dengan kesenian tawaq-tawaq dari bali, perubahan bentuk kesenian gendang beleq terjadi sekitar tahun 1800 M sampai dengan sekarang.
Gendang beleq mengandung nilai filosofis yang dipercaya oleh masyarakat suku sasak Lombok, saat gendang beleq dimainkan terdapat nilai ketekunan, keindahan, kebijakan, kepatuhan, kejujuran dan kepahlawanan, filosofi tersebut akan selalu melekat dihati masyarakat suku sasak Lombok, disamping itu corak hitam putih pada gendang beleq memiliki arti simbolis, hitam artinya keadilan dan putih mengandung arti kesucian, selain itu hitam juga dilambangkan sebagai bumi dan putih sebagai langit, yang keduanya merupakan sebuah kekuatan yang harus ada dalam hati manusia.
Dewasa ini gendang beleq sering digunakan pada upacara-upacara tertentu yang diadakan oleh masyarakat Lombok, seperti pada saat Nyongkolan (pernikahan), Ngurisan (potong rambut anak bayi atau aqiqah), Nyunatan (khitanan), dan begawe (upacara besar). Gendang beleq juga sering digunakan oleh pihak pemerintah daerah disetiap acara yang diselanggarakan, seperti pada upacara kebudayaan, penyambutan presiden, dan sebagainya, hal ini bertujuan untuk menjadikan gendang beleq sebagai pelengkap kebudayaan serta mengungkap makna-makna luhur kebudayaan. Pihak hotel pun tak mau kalah untuk menggunakan gendang beleq sebagai satu alat untuk menggaet para wisatawan lokal maupun mancanegara. Atraksi gendang beleq tak jarang di pertunjukkan oleh pihak hotel kepada para wisatawan, selain sebagai alat marketing, gendang beleq juga bisa dikenal oleh masyarakat luas sebagai salah satu kebudayaan yang khas dan unik yang berada di tanah bernama Lombok.
Pada zaman dahulu gendang beleq hanya digunakan untuk menyemangati para prajurit yang akan pergi berperang ke medan perang ataupun yang pulang dari medan peran, hal ini dilakukan oleh raja Lombok terdahulu agar para prajuritnya tidak gentar mengahadapi musuh walaupun nyawa di korbankan, sebelum Raja Karangasem menjajah gumi sasak Lombok alat musik gendang belaq hanya terdiri dari beberapa alat musik saja, seperti 2 buah gendang beleq, gong, dan suling. Terlepas dari pengaruh kebudayaan bali yang sangat besar yang dibawa oleh raja Karangasem pada masa itu, gendang beleq pun mirip dengan kesenian tawaq-tawaq dari bali, perubahan bentuk kesenian gendang beleq terjadi sekitar tahun 1800 M sampai dengan sekarang.
Gendang beleq mengandung nilai filosofis yang dipercaya oleh masyarakat suku sasak Lombok, saat gendang beleq dimainkan terdapat nilai ketekunan, keindahan, kebijakan, kepatuhan, kejujuran dan kepahlawanan, filosofi tersebut akan selalu melekat dihati masyarakat suku sasak Lombok, disamping itu corak hitam putih pada gendang beleq memiliki arti simbolis, hitam artinya keadilan dan putih mengandung arti kesucian, selain itu hitam juga dilambangkan sebagai bumi dan putih sebagai langit, yang keduanya merupakan sebuah kekuatan yang harus ada dalam hati manusia.
Dewasa ini gendang beleq sering digunakan pada upacara-upacara tertentu yang diadakan oleh masyarakat Lombok, seperti pada saat Nyongkolan (pernikahan), Ngurisan (potong rambut anak bayi atau aqiqah), Nyunatan (khitanan), dan begawe (upacara besar). Gendang beleq juga sering digunakan oleh pihak pemerintah daerah disetiap acara yang diselanggarakan, seperti pada upacara kebudayaan, penyambutan presiden, dan sebagainya, hal ini bertujuan untuk menjadikan gendang beleq sebagai pelengkap kebudayaan serta mengungkap makna-makna luhur kebudayaan. Pihak hotel pun tak mau kalah untuk menggunakan gendang beleq sebagai satu alat untuk menggaet para wisatawan lokal maupun mancanegara. Atraksi gendang beleq tak jarang di pertunjukkan oleh pihak hotel kepada para wisatawan, selain sebagai alat marketing, gendang beleq juga bisa dikenal oleh masyarakat luas sebagai salah satu kebudayaan yang khas dan unik yang berada di tanah bernama Lombok.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar