Ayu Azhari, Sarah Azhari, Inneke Koesrawati dikenal dengan aksi aksi panas dalam dunia perfilman Indonesia. Namun untuk inLiners, tahukah inLiners siapa bintang film p4nas Indonesia pertama kali?Bintang film paling panas di Indonesia pertama kali dikenal adalah Nurnaningsih. Siapakah Nurnaningsih, bagaimana biografi dan perjalanan hidup Nurnanigsih. Berikut sekilas tentang Nurnaningsih.
Nurnaningsih populer sebagai bintang film syur pertama di Indonesia. Penampilannya yang membuat sensasi, penuh fenomena dan sering menciptakan kontroversi publik. Pada awal kemunculan film berbau syur, Nurnaningsih tampil dengan lakon beradegan h0t. Selanjutnya foto-foto tanpa busanan Nurnaningsih di tahun 1954 dikecam dan menjadikan Nurnaningsih bulan-bulanan protes rakyat Indonesia. Bagaimanapun ini membuatnya semakin populer. Terkait: Tak Disangkan Pekerjaan Artis-Artis ini Sebelum Tenar.
Namun bagi dirinya ini memang resiko sebuah profesi sebagai seorang yang bergelut di dunia entertain. Meskipun telah menghadirkan polemik, namun Nurnaningsih tidak menyerah. Dia tetap fokus dan melanjutkan karirnya di dunia hiburan.
Pernikahan pertama dengan Kartono Judokusumo, seorang seniman dalam bidang lukis.Dari pernikahan ini Nurnaningsih dan Kartono memperoleh anak yan bernama Karti Judoningsih.
Pernikahan kedua dengan Sabransyah, dikenal sebagai seorang gitaris. Sayang pernikahan ini hanya bertahan selama 4 bulan saja.
Pernikahan selanjutnya adalah dengan Abdul Rachman. Seseorang yang berpofesi sebagai guru. Namun penikahan ke-tiga ini juga gagal bertahan dalam waktu yang lama.
Dari kemampuan Nurnaningsih bermain film, Nurnaningsih telah mampu mebintangi beberapa film. Di antaranya : Krisis pada tahun 1953 ; Harimau Tjampa pada tahun 1954 ; Kelenting Kuning pada tahun 1954. Kebun Binatang pada tahun 1955 ; Jakarta, Hongkong Makau pada tahun 1968 ; Orang Orang Liar pada tahun 1969 ; Bernafas dalam Lumpur pada tahun 1970; Derita Tiada Achir pada tahun 1971. Samtidar pada tahun 1972 ; Seribu Janji Kumenanti pada tahun 1972 ; Kembang Kembang Plastik pada tahun 1977 ; Donat Pahlawan Pandir pada tahun 1978 ; Bayang Bayang Kelabu pada tahun 1979 ; Remang Remang Jakarta pada tahun 1981 ; Pertunangan pada tahun 1985 ; Malam 1 Syuro pada tahun 1988. Baca Juga : Biografi dan Profil Maria Ozawa.
Nurnaningsih populer sebagai bintang film syur pertama di Indonesia. Penampilannya yang membuat sensasi, penuh fenomena dan sering menciptakan kontroversi publik. Pada awal kemunculan film berbau syur, Nurnaningsih tampil dengan lakon beradegan h0t. Selanjutnya foto-foto tanpa busanan Nurnaningsih di tahun 1954 dikecam dan menjadikan Nurnaningsih bulan-bulanan protes rakyat Indonesia. Bagaimanapun ini membuatnya semakin populer. Terkait: Tak Disangkan Pekerjaan Artis-Artis ini Sebelum Tenar.
Namun bagi dirinya ini memang resiko sebuah profesi sebagai seorang yang bergelut di dunia entertain. Meskipun telah menghadirkan polemik, namun Nurnaningsih tidak menyerah. Dia tetap fokus dan melanjutkan karirnya di dunia hiburan.
Foto : Nurnaningsih |
Nama : Nurnaningsih
Tempat, Tanggal Lahir: Surabaya, 5 Desember 1925.
Tinggi Badan: 1,7 m
Orang tua : Raden Kadja Kartodarmodjo (Ayah) ; Sukini Matindjung (Ibu).
Semasa hidupnya kontroversi lain ada dalam hidup Nurnaningsih. Nurnaningsih dikenal pernah menikah beberapa kali.
Pernikahan pertama dengan Kartono Judokusumo, seorang seniman dalam bidang lukis.Dari pernikahan ini Nurnaningsih dan Kartono memperoleh anak yan bernama Karti Judoningsih.
Pernikahan kedua dengan Sabransyah, dikenal sebagai seorang gitaris. Sayang pernikahan ini hanya bertahan selama 4 bulan saja.
Pernikahan selanjutnya adalah dengan Abdul Rachman. Seseorang yang berpofesi sebagai guru. Namun penikahan ke-tiga ini juga gagal bertahan dalam waktu yang lama.
Dari kemampuan Nurnaningsih bermain film, Nurnaningsih telah mampu mebintangi beberapa film. Di antaranya : Krisis pada tahun 1953 ; Harimau Tjampa pada tahun 1954 ; Kelenting Kuning pada tahun 1954. Kebun Binatang pada tahun 1955 ; Jakarta, Hongkong Makau pada tahun 1968 ; Orang Orang Liar pada tahun 1969 ; Bernafas dalam Lumpur pada tahun 1970; Derita Tiada Achir pada tahun 1971. Samtidar pada tahun 1972 ; Seribu Janji Kumenanti pada tahun 1972 ; Kembang Kembang Plastik pada tahun 1977 ; Donat Pahlawan Pandir pada tahun 1978 ; Bayang Bayang Kelabu pada tahun 1979 ; Remang Remang Jakarta pada tahun 1981 ; Pertunangan pada tahun 1985 ; Malam 1 Syuro pada tahun 1988. Baca Juga : Biografi dan Profil Maria Ozawa.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar