Pria kelahiran Jakarta, 3 September 1962 tersebut merupakan putra pertama dan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pada awalnya, PT. National Gobel merupakan perusahaan yang dirintis oleh sang ayah, H. Thayeb Mohammad Gobel.Sebagai putra pertama dalam keluarga, Rachmat di didik secara disiplin oleh sang ayah untuk menjadi penerus bisnis keluarga.
Saat liburan sekolah, Rachmat bergegas mengikuti pelatihan kerja di pabrik selama seharian penuh sebagaimana rutinitas pekerja pabrik lainnya. Segenap latihan tersebut juga didukung dengan penajaman intuisi bisnis melalui diskusi-diskusi bersama sang ayah. Ritme tersebut terus menerus dilakukan oleh Rachmat untuk mengasah kemampuan teknis dan keterampilan bisnis hingga ia menamatkan pendidikan di bangku SMA pada tahun 1981.
Selepas SMA, Rachmat akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikan akademis di Chuo University di Tokyo, Jepang. Selama 6 tahun menuntut ilmu di Jepang, Rachmat memanfaatkan 2 tahun pertama untuk mempelajari bahasa serta kebudayaan bisnis Jepang. Setelah 2 tahunberselang, barulah ia menamatkan kuliah di bidang perdagangan internasional. Alih-alih kembali ke tanah air, Rachmat justru memanfaatkan waktunya di Jepang untuk melakukan praktek kerja di Matsushita Group untuk memperlancar komunikasi dan menjalin relasi bisnis yang baik. Baca juga:Profil Singkat Susi Pudjiastuti, Menteri Super Eksentrik
Pada awal tahun 90-an, Rachmat melihat adanya peluang emas untuk memanfaatkan situasi ekonomi Indonesia yang sedang berkembang pesat. Ia pun mempelopori ekspansi bisnis kelompok usaha Gobel melalui kerjasama dan kordinasi dengan perusahaan Masushita-Gobel (joint venture dengan perusahaan Matsushita Electric, Jepang). Melalui proses ekspansi tersebut, kelompok usaha Gobel memperluas produksi dan pemasaran produk hingga ke tingkat ekspor dengan proses yang sesuai dengan kebijakan pemerintah di masa tersebut.
Ketika pergolakan situasi politik memicu krisis multi dimensi di Indonesia pada tahun 1998, Rachmat berusaha menstabilkan kinerja perusahaan agar dapat melewati masa krisis tersebut. Berkat perencanaan dan sistem manajemen yang matang, ia berhasil memperpanjang kerjasama antara PT. International Gobel dengan Matsushita Electric Industrial Co. Ltd. dibawah naungan bendera PT. National Gobel (saat ini berganti nama menjadi PT. Panasonic Manufacturing Indonesia). Hingga saat ini PT. Panasonic Manufacturing Indonesia masih menjadi salah satu perusahaan elektronik terbesar di Indonesia yang berkomitmen untuk melayani masyarakat Indonesia dengan menyajikan produk-produk berkualitas dari segi fitur dan harga.
Tak hanya itu saja, Rachmat juga pernah menjabat sebagai ketua Kadin (Komite Kerjasama Ekonomi Indonesia) dan tergabung aktif dalam organisasi lainnya seperti GABEL (Gabungan Perusahaan Industri Elektronika), METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia), APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) dan beberapa organisasi lainnya.
Di bidang olahraga, Rachmat juga turut berperan aktif di berbagai event dan organisasi, seperti KOI (Komite Olimpiade Indonesia), PERSILAT, IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) dan PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia). Rachmat juga memiliki apresiasi yang besar terhadap dunia seni peran di Indonesia, sehingga ia memprakasai ajang penghargaan Panasonic Gobel Award yang diperuntukkan bagi insan pertelevisian Indonesia.
Semangat, kerja keras dan sikap apresiasi yang dimiliki oleh Rachmat Gobel hendaknya menjadi sebuah bentuk teladan dan motivasi bagi para generasi muda untuk senantiasa kreatif dan berjuang dalam menggapai cita-cita. Sambil tak lupa membangun relasi yang positif dan komunikatif dengan orang-orang di sekitar kita. Baca juga: Waspada! Ciri Ciri Seminar Bisnis Bermodus Investasi Ini
Saat liburan sekolah, Rachmat bergegas mengikuti pelatihan kerja di pabrik selama seharian penuh sebagaimana rutinitas pekerja pabrik lainnya. Segenap latihan tersebut juga didukung dengan penajaman intuisi bisnis melalui diskusi-diskusi bersama sang ayah. Ritme tersebut terus menerus dilakukan oleh Rachmat untuk mengasah kemampuan teknis dan keterampilan bisnis hingga ia menamatkan pendidikan di bangku SMA pada tahun 1981.
Selepas SMA, Rachmat akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikan akademis di Chuo University di Tokyo, Jepang. Selama 6 tahun menuntut ilmu di Jepang, Rachmat memanfaatkan 2 tahun pertama untuk mempelajari bahasa serta kebudayaan bisnis Jepang. Setelah 2 tahunberselang, barulah ia menamatkan kuliah di bidang perdagangan internasional. Alih-alih kembali ke tanah air, Rachmat justru memanfaatkan waktunya di Jepang untuk melakukan praktek kerja di Matsushita Group untuk memperlancar komunikasi dan menjalin relasi bisnis yang baik. Baca juga:Profil Singkat Susi Pudjiastuti, Menteri Super Eksentrik
Perjuangan Bisnis Sepeninggal Sang Ayah
Setelah sang ayah meninggal pada pertengahan tahun 1984, barulah pada tahun 1988 Rachmat kembali ke tanah air dan menetap secara permanen untuk meneruskan bisnis keluarga yang diwariskan sang ayah. Kala itu Rachmat tidak serta merta langsung menempati posisi tinggi di PT. National Gobel. Ia terlebih dahulu ditempatkan sebagai tenaga pelatih di pabrik baterai.Setahun kemudian, barulah ia dilibatkan di jajaran menengah untuk membuat sistem perencanaan manajemen.Pada awal tahun 90-an, Rachmat melihat adanya peluang emas untuk memanfaatkan situasi ekonomi Indonesia yang sedang berkembang pesat. Ia pun mempelopori ekspansi bisnis kelompok usaha Gobel melalui kerjasama dan kordinasi dengan perusahaan Masushita-Gobel (joint venture dengan perusahaan Matsushita Electric, Jepang). Melalui proses ekspansi tersebut, kelompok usaha Gobel memperluas produksi dan pemasaran produk hingga ke tingkat ekspor dengan proses yang sesuai dengan kebijakan pemerintah di masa tersebut.
Ketika pergolakan situasi politik memicu krisis multi dimensi di Indonesia pada tahun 1998, Rachmat berusaha menstabilkan kinerja perusahaan agar dapat melewati masa krisis tersebut. Berkat perencanaan dan sistem manajemen yang matang, ia berhasil memperpanjang kerjasama antara PT. International Gobel dengan Matsushita Electric Industrial Co. Ltd. dibawah naungan bendera PT. National Gobel (saat ini berganti nama menjadi PT. Panasonic Manufacturing Indonesia). Hingga saat ini PT. Panasonic Manufacturing Indonesia masih menjadi salah satu perusahaan elektronik terbesar di Indonesia yang berkomitmen untuk melayani masyarakat Indonesia dengan menyajikan produk-produk berkualitas dari segi fitur dan harga.
Rachmat Gobel di Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Olahraga
Menjadi pebisnis tak membuat Rachmat Gobel lupa dengan aktivitas lainnya di bidang olahraga dan sosial kemasyarakatan. Putra pasangan Thayeb Mohammad Gobel dan Annie Nento Gobel ini menaruh perhatian yang besar terhadap perkembangan usaha kecil dan menengah di Indonesia. Peran aktif dan upaya pembinaan yang dilakukan Rachmat kemudian membuatnya dianugerahi penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil pada tahun 1997.Tak hanya itu saja, Rachmat juga pernah menjabat sebagai ketua Kadin (Komite Kerjasama Ekonomi Indonesia) dan tergabung aktif dalam organisasi lainnya seperti GABEL (Gabungan Perusahaan Industri Elektronika), METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia), APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) dan beberapa organisasi lainnya.
Di bidang olahraga, Rachmat juga turut berperan aktif di berbagai event dan organisasi, seperti KOI (Komite Olimpiade Indonesia), PERSILAT, IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) dan PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia). Rachmat juga memiliki apresiasi yang besar terhadap dunia seni peran di Indonesia, sehingga ia memprakasai ajang penghargaan Panasonic Gobel Award yang diperuntukkan bagi insan pertelevisian Indonesia.
Semangat, kerja keras dan sikap apresiasi yang dimiliki oleh Rachmat Gobel hendaknya menjadi sebuah bentuk teladan dan motivasi bagi para generasi muda untuk senantiasa kreatif dan berjuang dalam menggapai cita-cita. Sambil tak lupa membangun relasi yang positif dan komunikatif dengan orang-orang di sekitar kita. Baca juga: Waspada! Ciri Ciri Seminar Bisnis Bermodus Investasi Ini
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar