Bagi warga yang telah lama tinggal di Bekasi tentu bukan hal yang asing lagi tentang patung Lele. Patung tersebut ada di antara stasiun Bekasi dan Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi. Sekarang patung tersebut tinggal hanya dalam ingatan. Beberapa tahun yang lalu patung ini dibakar oleh 2 warga Bekasi. Apa sebenarnya yang terjadi ketika Patung Lele ini dibakar? Dikutip dari infobekasi.co.id berikut alasan dibalik pembakaran patung Lele ini.
Patung ini tidak hanya berbentuk lele. Patung ini juga dipasangkan dengan kecapi, tetapi masyarakat lebih mengenal patung tersebut dengan Patung Lele. Berikut gambar Patung Lele Bekasi tersebut.
Patung Lele ini dahulunya dibangun leh bupati Bekasi yang bernama Mochammad Djamhari di tahun 1995. Namun sebuah organisasi masyarakat Bekasi yang bernama Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi atau disingkat BKMB berpendapat bahwa patung tersebut sama sekali tidak perlambang masyarakat Bekasi sesungguhnya. Oleh karena itu organisasi ini mengajukan protes pada Bupati yang menjabat saat itu.
Namun, protes tersebut tak mendapat tanggapan dari sang Bupati. Selanjutnya protes dilayangkan pada walikota Bekasi, Nonon Sonthani. Protes tersebut ditanggapi dengan pengeluaran Surat Keputusan atau SK untuk menghancurkan patung lele itu. Pada prakteknya, meskipun sudah ada surat perintah pembongkaran, namun patung tersebut tak kunjung dibongkar.
Hal ini tentu menjadi keresahan pada warga. Akhirnya salah seorang pengurus organisasi BKBM, Damin Sada (kala itu memiliki jabatan sebagai kepala desa Srijaya, Kec Tambun) membakar patung tersebut. Lalu apa yang menjadi alasan masyarakat Bekasi menolak patung tersebut dan membakarnya?
Masyarakat yang tak setuju denagn keberadaan patung tersebut beranggapan bahwa lele adalah hewan yang tamak. Lele dikenal sebagai pemakan semuanya. Ini tak layak untuk digunakan sebagai ikon Bekasi. Karena ini artinya melambangkan masyarakat Bekasi adalah masyarakat yang rakus.
Tentang kecapi yang ada di Patung tersebut. Buah kecapi sangat banyak sekali di Bekasi, harga buah ini sangat murah. Tentu ini juga bukan ikon yang pantas untuk warga Bekasi. Patung tersebut merendahkan masyarakat Bekasi.
Nah itulah alasan dibalik sejarah pembakaran patung lele di Bekasi tempo beberapa tahun yang lalu. Kalau menurut pendapat inLiners sendiri bagaimana? Baca juga : Tempat Makan Es Krim di Bekasi.
Patung ini tidak hanya berbentuk lele. Patung ini juga dipasangkan dengan kecapi, tetapi masyarakat lebih mengenal patung tersebut dengan Patung Lele. Berikut gambar Patung Lele Bekasi tersebut.
Patung Lele Bekasi |
Namun, protes tersebut tak mendapat tanggapan dari sang Bupati. Selanjutnya protes dilayangkan pada walikota Bekasi, Nonon Sonthani. Protes tersebut ditanggapi dengan pengeluaran Surat Keputusan atau SK untuk menghancurkan patung lele itu. Pada prakteknya, meskipun sudah ada surat perintah pembongkaran, namun patung tersebut tak kunjung dibongkar.
Hal ini tentu menjadi keresahan pada warga. Akhirnya salah seorang pengurus organisasi BKBM, Damin Sada (kala itu memiliki jabatan sebagai kepala desa Srijaya, Kec Tambun) membakar patung tersebut. Lalu apa yang menjadi alasan masyarakat Bekasi menolak patung tersebut dan membakarnya?
Masyarakat yang tak setuju denagn keberadaan patung tersebut beranggapan bahwa lele adalah hewan yang tamak. Lele dikenal sebagai pemakan semuanya. Ini tak layak untuk digunakan sebagai ikon Bekasi. Karena ini artinya melambangkan masyarakat Bekasi adalah masyarakat yang rakus.
Tentang kecapi yang ada di Patung tersebut. Buah kecapi sangat banyak sekali di Bekasi, harga buah ini sangat murah. Tentu ini juga bukan ikon yang pantas untuk warga Bekasi. Patung tersebut merendahkan masyarakat Bekasi.
Nah itulah alasan dibalik sejarah pembakaran patung lele di Bekasi tempo beberapa tahun yang lalu. Kalau menurut pendapat inLiners sendiri bagaimana? Baca juga : Tempat Makan Es Krim di Bekasi.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar