Pemuda merupakan seseorang yang secara fisik maupun psikis memiliki sesuatu yang masih segar. Jika dibandingkan dengan generasi-generasi yang telah memiliki usia yang telah lanjut. Bisa dibilang jika kemajuan suatu bangsa dan negara berada di tangan para generasi muda. Sehingga bisa dikatakan bahwa pemuda ialah sumber daya manusia jangka panjang sebagai calon generasi penerus yang suatu saat akan menggantikan generasi yang ada pada saat ini. Generasi muda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat pada umumnya. Aspirasi yang bernilai positif inilah yang nantinya akan dibutuhkan untuk memajukan suatu bangsa.
Wayang Kulit |
Surabaya di kenal memiliki kesenian yang khas, diantaranya ludruk, Tari Remo, Kidungan dan masih banyak yang lainya. Konsep kesenian adalah segala ekspresi , hasrat manusia akan keindahan. Dilihat dari segi cara menikmatinya ada dua : seni rupa, yakni kesenian yang dinikmati dengan mata; seni suara, yakni kesenian yang dapat dinikmati dengan telinga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), secara harafiah seni sebagai unsur budaya merupakan kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Adapun seni pertunjukkan tradisional di Surabaya yang di maksud dalam tulisan ini adalah : Ludruk, Tari Remo, Kethoprak, Rujak Uleg, Reog, Tari Ular, Wayang Wong, Wayang Kulit, Srimulat, Jaran Kepang.
Generasi muda dalam kehidupan sosialnya di masyarakat juga terlibat dalam berbagai peristiwa adat dan tradisi. Namun dalam kegiatan tersebut tidak semua generasi muda benar-benar terlibat di dalamnya. Ada juga yang hanya menjadi penonton, dan sekedar melihat prosesi adat tradisi yang berlangsung. Dalam hal ini nampak bahwa beberapa generasi muda masih peduli dengan lingkunganya, meski hanya sekedar datang untuk menyaksikan. Secara tidak langsung, mereka sudah menjadi bagian dari kelangsungan adat dan tradisi yang sudah berlaku turun temurun.
Sehubungan dengan hal diatas sebenarnya dapat disimpulkan bahwa banyak kalangan generasi muda yang berharap agar adat dan tradisi yang masih ada mendapat perhatian dari banyak oknum. Mereka berharap agar pelestarian dan pengembangan, atau tradisi tersebut sering ditampilkan, dikembangkan, dan diajarkan kepada generasi muda supaya keberadaanya tetap terjaga. Namun pada kenyataanya Adat tradisi semakin tidak dikenal oleh generasi muda, terutama di daerah perkotaan , yang sudah sangat jarang melakukan hal-hal yang bersifat ritual.
Kalau menurut pandangan penulis pribadi, kebanyakan orang tidak bisa langsung menyalahkan permasalahan ini secara utuh kepada para generasi muda. Karena pada faktanya orang-orang yang sudah lebih senior memiliki kewajiban untuk mengenalkan adat dan budaya kepada para generasi muda. Jika orang tua saja tidak menerapkan dan memperkenalkan adat dan budaya budaya yang ada, secara otomatis para generasi muda tidak akan mengenal budaya tersebut.
Para generasi muda akan lebih mudah menerapkan budaya-budaya barat yang dengan mudah mereka dapati informasinya dari media masa dan media sosial. Jadi untuk permasalahan ini dapat dikatakan menyangkut banyak oknum. Karena Negara Indonesia bukan hanya milik generasi muda, melainkan milik semua masyarakat yang tinggal di dalamnya. Jadi secara otomatis semua oknum masyarakat memiliki kewajiban yang sama untuk melestarikan kebudayaan-kebudayaan Indonesia. Baca Juga: Tata Cara Makan atau Table Manner Internasional. (tulisan ini dikirim oleh : Fauzi Rahmadillah, Surabaya)
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar