Ereveld Menteng Pulo, atau Taman Kehormatan Belanda Menteng Pulo (Netherlands Field Of Honour), adalah kubur korban perang yang tewas di kamp-kamp tentara Jepang di Hindia Belanda dan kubur Tentara Belanda yang tewas dalam agresi militer Belanda terhadap RI pada kurun waktu 1945 – 1949.
Lokasi Ereveld Menteng Pulo berada di daerah Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan, tepat bersebelahan dengan Makam Perang Jakarta, yang bisa dikunjungi lewat Jl Menteng Pulo (akses masuk dari Jl Saharjo), atau lewat Jl Menteng Pulo 2 (akses masuk dari Jl Cassablanca, setelah Wisma Staco).
Adalah Olyvia Bendon yang juga mengatur kunjungan ini, sehingga kami bisa menyeberang dari Makam Perang Jakarta dan masuk ke kompleks Ereveld Menteng Pulo yang resminya harus mendapat ijin terlebih dahulu kepada pengelola makam, yaitu Yayasan Makam Belanda (Oorlog Graven Stichting).
Peletakan batu pertama pembangunan Ereveld Menteng Pulo dilakukan oleh Simon Hendrik Spoor pada 8 December 1947. Letjen Spoor adalah komandan tertinggi pasukan KNIL yang memimpin langsung Agresi Militer I ( 21 Juli 1947 s/d 5 Agustus 1947) dan Agresi Militer II (19 Desember 1948) terhadap wilayah Republik.
Kubur yang ada di Ereveld Menteng Pulo seluruhnya berjumlah 4.300, yang dipindahkan dari kubur-kubur Belanda di Banjarmasin (tahun 1961), Tarakan (1964), Manado (1965), Palembang (1967), Balikpapan (1967), Makassar (1968) dan Cililitan (1968).
Lokasi Ereveld Menteng Pulo berada di daerah Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan, tepat bersebelahan dengan Makam Perang Jakarta, yang bisa dikunjungi lewat Jl Menteng Pulo (akses masuk dari Jl Saharjo), atau lewat Jl Menteng Pulo 2 (akses masuk dari Jl Cassablanca, setelah Wisma Staco).
Adalah Olyvia Bendon yang juga mengatur kunjungan ini, sehingga kami bisa menyeberang dari Makam Perang Jakarta dan masuk ke kompleks Ereveld Menteng Pulo yang resminya harus mendapat ijin terlebih dahulu kepada pengelola makam, yaitu Yayasan Makam Belanda (Oorlog Graven Stichting).
Peletakan batu pertama pembangunan Ereveld Menteng Pulo dilakukan oleh Simon Hendrik Spoor pada 8 December 1947. Letjen Spoor adalah komandan tertinggi pasukan KNIL yang memimpin langsung Agresi Militer I ( 21 Juli 1947 s/d 5 Agustus 1947) dan Agresi Militer II (19 Desember 1948) terhadap wilayah Republik.
Kubur yang ada di Ereveld Menteng Pulo seluruhnya berjumlah 4.300, yang dipindahkan dari kubur-kubur Belanda di Banjarmasin (tahun 1961), Tarakan (1964), Manado (1965), Palembang (1967), Balikpapan (1967), Makassar (1968) dan Cililitan (1968).
Berkunjung ke Ereveld Menteng Pulo membuat pikiran melayang jauh ke masa-masa awal kemerdekaan yang penuh pergolakan, baik yang disebabkan oleh kedatangan pasukan sekutu dan tentara kolonial yang ingin kembali menguasai negeri ini, maupun karena perpecahan dan perbedaan di kalangan politisi sipil dan militer sendiri. Kini semua hingar bingar itu telah berakhir. Semoga saja mereka semua beristirahat dengan tenang, sampai di hari kebangkitan nanti. Baca juga : Wisata Yogyakarta, Menelusuri Ratu Boko.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar