Yusjirwan Yunasz atau populer dengan nama Itang Yunasz, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 1958, dari pasangan asal Minangkabau. Selain sebagai seorang perancang busana muslim terkenal tanah air, Itang Yunasz juga adalah seorang penyanyi dan aktor. Ayahnya yang bernama Yunas Sultan Pangeran merupakan seorang prajurit TNI namun punya bakat seni antara lain membuat lukisan dari kain perca, sementara ibunya yakni Yuliana sangat gemar menjahit. Itang Yunasz menikah dengan Yeni Mulyani dan mereka dikaruniai seorang anak laki – laki juga seorang anak perempuan.
Diusia 10 tahun, Itang Yunasz memang suka mendesain berbagai sketsa. Ia bahkan pernah mencoba ikut Lomba Perancang Mode yang digelar oleh Majalah Femina ditahun 1979, namun tidak mampu meraih peringkat apapun. Suatu ketika, Itang Yunasz berangkat ke Singapura untuk menyaksikan pagelaran busana milik desainer asal Italia yaitu Renato Balestra. Iapun bertekat menemui sang desainer tersebut untuk berguru. Bak gayung bersambut, Balestra kemudian menyarankan Itang Yunasz untuk belajar menjadi desainer dan sekaligus magang di Roma – Italia.
Itang Yunasz kemudian terbang ke Roma pada tahun 1980 untuk bertemu dan belajar dirumah mode milik Renato Balestra. Tahun 1981, Itang Yunasz kembali ke tanah air. Ia pun mencoba kemampuannya dengan mengikuti Lomba Perancang Mode. Kali ini rancangannya bergaya internasional dengan memadukan busana khas Srilanka, Thailand, Jepang, dan Sumatera, yang diberi tema “Angin Timur Angin Barat”. Pada perlombaan ini ia berhasil menyabet juara dua sehingga memperoleh hadiah uang tunai sebesar Rp. 2 juta, sementara baju rancangan yang diikutkan dalam perlombaan tersebut ternyata diminati oleh seorang konsumen asal Houston – Texas, senilai Rp. 4 juta.
Dari sinilah Itang Yunasz mulai merintis usahanya bermodalkan uang sejumlah Rp. 6 juta tadi. Didunia tarik suara Itang Yunasz pernah populer dengan lagu berjudul “Aku Cinta Padamu”. Ia juga pernah dikontrak beberapa tahun oleh Pangeran Brunai untuk menjadi singer di Brunai Darussalam. Sejak namanya makin dikenal oleh pencinta musik tanah air, aktifitas Itang Yunasz didunia desain busana tidak lagi terfokus.
Akhirnya ditahun 1991, Itang Yunasz memutuskan untuk kembali lebih serius menggeluti bisnis merancang busana. Sejak saat itu iapun sering menjuarai ajang perlombaan merancang busana, dan selalu terpilih sebagai Perancang Busana Indonesia Terbaik. Itang Yunasz lebih memilih merancang busana muslim gaya moderen, sebab menurutnya busana muslim model lama yang dirancang oleh desainer pendahulu terlalu menampilkan lembaran kain yang berlapis – lapis sehingga terkesan menumpuk dan gedombrongan.
Ia memperhatikan wanita berhijab sebagai professional yang bekerja diperkantoran seperti di bank, namun kebanyakan mereka belum mengetahui jenis blazer yang sesuai dengan lingkungan tempat mereka bekerja. Itang Yunasz kemudian memproduksi rancangan busana muslimah dengan memakai label “Tatum” untuk produk pertamanya yang diedarkan kepasaran. Diteruskan dengan merek “Preview” untuk produksi baju koko. Ide rancangan baju koko ini muncul saat Itang Yunasz memperhatikan penampilan Almarhum Ustad Jeffry Al Bukhori (Uje) yang sering tampil didepan publik.
Selanjutnya, Itang Yunasz memproduksi merek “Marrakech” berupa busana muslim gaul dari bahan kaos bagi kalangan anak muda. Label Marrakech sendiri merupakan ubahan dari kata Maroko yaitu negara wisata yang terletak di Benua Afrika namun sangat berkesan bagi Itang Yunasz saat ia berkunjung disana. Ketika Itang Yunasz mendapat undangan di Jeddah – Saudi Arabia untuk menampilkan berbagai rancangan busana muslim hasil karyanya, saat itu pulah ia menunaikan ibadah umroh pertamanya. Setelah usianya menginjak 30 tahun, ia memutuskan untuk melakukan Ibadah Haji untuk pertama kalinya. Baca juga : Biografi Tia Tanaka, Bintang Panas Dunia Kelahiran Indonesia.
Diusia 10 tahun, Itang Yunasz memang suka mendesain berbagai sketsa. Ia bahkan pernah mencoba ikut Lomba Perancang Mode yang digelar oleh Majalah Femina ditahun 1979, namun tidak mampu meraih peringkat apapun. Suatu ketika, Itang Yunasz berangkat ke Singapura untuk menyaksikan pagelaran busana milik desainer asal Italia yaitu Renato Balestra. Iapun bertekat menemui sang desainer tersebut untuk berguru. Bak gayung bersambut, Balestra kemudian menyarankan Itang Yunasz untuk belajar menjadi desainer dan sekaligus magang di Roma – Italia.
Itang Yunasz kemudian terbang ke Roma pada tahun 1980 untuk bertemu dan belajar dirumah mode milik Renato Balestra. Tahun 1981, Itang Yunasz kembali ke tanah air. Ia pun mencoba kemampuannya dengan mengikuti Lomba Perancang Mode. Kali ini rancangannya bergaya internasional dengan memadukan busana khas Srilanka, Thailand, Jepang, dan Sumatera, yang diberi tema “Angin Timur Angin Barat”. Pada perlombaan ini ia berhasil menyabet juara dua sehingga memperoleh hadiah uang tunai sebesar Rp. 2 juta, sementara baju rancangan yang diikutkan dalam perlombaan tersebut ternyata diminati oleh seorang konsumen asal Houston – Texas, senilai Rp. 4 juta.
Dari sinilah Itang Yunasz mulai merintis usahanya bermodalkan uang sejumlah Rp. 6 juta tadi. Didunia tarik suara Itang Yunasz pernah populer dengan lagu berjudul “Aku Cinta Padamu”. Ia juga pernah dikontrak beberapa tahun oleh Pangeran Brunai untuk menjadi singer di Brunai Darussalam. Sejak namanya makin dikenal oleh pencinta musik tanah air, aktifitas Itang Yunasz didunia desain busana tidak lagi terfokus.
Akhirnya ditahun 1991, Itang Yunasz memutuskan untuk kembali lebih serius menggeluti bisnis merancang busana. Sejak saat itu iapun sering menjuarai ajang perlombaan merancang busana, dan selalu terpilih sebagai Perancang Busana Indonesia Terbaik. Itang Yunasz lebih memilih merancang busana muslim gaya moderen, sebab menurutnya busana muslim model lama yang dirancang oleh desainer pendahulu terlalu menampilkan lembaran kain yang berlapis – lapis sehingga terkesan menumpuk dan gedombrongan.
Ia memperhatikan wanita berhijab sebagai professional yang bekerja diperkantoran seperti di bank, namun kebanyakan mereka belum mengetahui jenis blazer yang sesuai dengan lingkungan tempat mereka bekerja. Itang Yunasz kemudian memproduksi rancangan busana muslimah dengan memakai label “Tatum” untuk produk pertamanya yang diedarkan kepasaran. Diteruskan dengan merek “Preview” untuk produksi baju koko. Ide rancangan baju koko ini muncul saat Itang Yunasz memperhatikan penampilan Almarhum Ustad Jeffry Al Bukhori (Uje) yang sering tampil didepan publik.
Selanjutnya, Itang Yunasz memproduksi merek “Marrakech” berupa busana muslim gaul dari bahan kaos bagi kalangan anak muda. Label Marrakech sendiri merupakan ubahan dari kata Maroko yaitu negara wisata yang terletak di Benua Afrika namun sangat berkesan bagi Itang Yunasz saat ia berkunjung disana. Ketika Itang Yunasz mendapat undangan di Jeddah – Saudi Arabia untuk menampilkan berbagai rancangan busana muslim hasil karyanya, saat itu pulah ia menunaikan ibadah umroh pertamanya. Setelah usianya menginjak 30 tahun, ia memutuskan untuk melakukan Ibadah Haji untuk pertama kalinya. Baca juga : Biografi Tia Tanaka, Bintang Panas Dunia Kelahiran Indonesia.
Share Yuk
Urang awak juga ternyata ini
BalasHapus