Murahnya peralatan makan dari melamin sangat menarik hati. Dengan harga Rp10 ribu inLiners sudah bisa mendapatkan 2 sampai 3 produk. Bahkan dibeberapa pusat perbelanjaan ada yang menjual secara kiloan dengan harga Rp 40ribu/kg.
Dibalik murahnya harga tersebut inLiners harus tahu apa efek samping menggunakan peralatan makan dari melamin ini. Sebuah uji yang dilakukan oleh Yayasan lembaga konsumen Indonesia (YLKI) dengan jurusan kimia FMIPA Univ Indonesia pada sepuluh jenis merk dihasilkan sebuah laporan bahwasanya tidak semua produk dari melamin ini yang memenuhi standar food-grade. Dalam kata lain, terdapat materi berbahaya yang diduga bisa pindah ke makanan dari produk melamin ini yang disebabkan karena faktor suhu.
Penelitian lain di Taiwan dilaksanakan dengan 12 perempuan dan laki-laki disuruh makan sup panas dengan mangkok yang berbahan dasar Melamin. Kemudian, dari orang tersebut dilakukan tes urin. Sebagai pembanding, 3 minggu berikutnya 12 orang tersebut melakukan hal yang sama, tetapi sekarang digunakan mangkok dari keramik.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwasanya ternyata ketika makan dengan menggunakan mangkok melamin, terdapat 8,35 mikro gram kadar melamin dalam tubuhnya. Sementara untuk yang makan dengan mangkok keramin hanya terdapat 1,3 mikro gram. Ini menunjukkan bahwasanya terdapat perbedaan delapan kali lipat kadar melamin yang disebabkan makan dengan mengunakan alat dari Melamin.
Tingginya kadar melamin akn meningkatkan resiko penyakit batu ginjal. Seorang staf pengajar ITB Bandung, Bambang Ariwahjoedi menungkapkan dalam sebuah penelitian bahwa terdapat kandungan formalin dalam produk bermelamin. Apabila terkena panas, atau gesekan ketika dilakukan pencucian, maka partikel tersebut bisa lepas dan mengkontaminasi makanan yang diletakkan dengan wadah ini. Gejala sederhana yang diderita mulai dari diare, kencing annah dan muntah muntah.
Dalam waktu yang lama, efek formalin kandungan melamin tersebut bisa menyebakan iritasi lambung, gangguan otak dan sumsum tulang belakang. Lebih parah lagi, ini akan menjadi pemicu kanker. Ditambahkan Bambang, melamin ini adalah polimerasisasi dari monomer formaldehid dan fenol.
Jika fenol dan formaldehid bersama memang tak berbahaya. Karena formaldehid telah dinetralkan dengan fenol. Namun ketika terjadi pemanasan dan gesekan, sifat racun formaldehid bisa muncul karena sudah terlepas dari ikatannya dengan fenol.
Secara biologis, apabila manusia terkontaminasi formaldehid dengan kadar 30 miligram/L bisa menyebabkan kematian. Apabila inLiners mengalami gejalan muntah, pusing bahkan tak sadarkan diri setelah mengkonsumsi makanan yang disajikan dengan produk melamin, ini menunjukkan bahwa inLiners telah keracunan makanan.
Dari laporan FDA (BPPOM negara Amerika) menyatakan memang dibolehkan menggunakan wadah makanan dengan bahan dasar melamin. Namun dalam hal ini dilakukan pembatasan dimana makanan tersebut tidak boleh dipanaskan / dalam kondisi panas, dan juga tidak boleh makanan yang bersifat asam. Terkait : Bahaya Menggunakan Celana Dalam yang Ketat.
Dibalik murahnya harga tersebut inLiners harus tahu apa efek samping menggunakan peralatan makan dari melamin ini. Sebuah uji yang dilakukan oleh Yayasan lembaga konsumen Indonesia (YLKI) dengan jurusan kimia FMIPA Univ Indonesia pada sepuluh jenis merk dihasilkan sebuah laporan bahwasanya tidak semua produk dari melamin ini yang memenuhi standar food-grade. Dalam kata lain, terdapat materi berbahaya yang diduga bisa pindah ke makanan dari produk melamin ini yang disebabkan karena faktor suhu.
Penelitian lain di Taiwan dilaksanakan dengan 12 perempuan dan laki-laki disuruh makan sup panas dengan mangkok yang berbahan dasar Melamin. Kemudian, dari orang tersebut dilakukan tes urin. Sebagai pembanding, 3 minggu berikutnya 12 orang tersebut melakukan hal yang sama, tetapi sekarang digunakan mangkok dari keramik.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwasanya ternyata ketika makan dengan menggunakan mangkok melamin, terdapat 8,35 mikro gram kadar melamin dalam tubuhnya. Sementara untuk yang makan dengan mangkok keramin hanya terdapat 1,3 mikro gram. Ini menunjukkan bahwasanya terdapat perbedaan delapan kali lipat kadar melamin yang disebabkan makan dengan mengunakan alat dari Melamin.
Tingginya kadar melamin akn meningkatkan resiko penyakit batu ginjal. Seorang staf pengajar ITB Bandung, Bambang Ariwahjoedi menungkapkan dalam sebuah penelitian bahwa terdapat kandungan formalin dalam produk bermelamin. Apabila terkena panas, atau gesekan ketika dilakukan pencucian, maka partikel tersebut bisa lepas dan mengkontaminasi makanan yang diletakkan dengan wadah ini. Gejala sederhana yang diderita mulai dari diare, kencing annah dan muntah muntah.
Dalam waktu yang lama, efek formalin kandungan melamin tersebut bisa menyebakan iritasi lambung, gangguan otak dan sumsum tulang belakang. Lebih parah lagi, ini akan menjadi pemicu kanker. Ditambahkan Bambang, melamin ini adalah polimerasisasi dari monomer formaldehid dan fenol.
Jika fenol dan formaldehid bersama memang tak berbahaya. Karena formaldehid telah dinetralkan dengan fenol. Namun ketika terjadi pemanasan dan gesekan, sifat racun formaldehid bisa muncul karena sudah terlepas dari ikatannya dengan fenol.
Secara biologis, apabila manusia terkontaminasi formaldehid dengan kadar 30 miligram/L bisa menyebabkan kematian. Apabila inLiners mengalami gejalan muntah, pusing bahkan tak sadarkan diri setelah mengkonsumsi makanan yang disajikan dengan produk melamin, ini menunjukkan bahwa inLiners telah keracunan makanan.
Dari laporan FDA (BPPOM negara Amerika) menyatakan memang dibolehkan menggunakan wadah makanan dengan bahan dasar melamin. Namun dalam hal ini dilakukan pembatasan dimana makanan tersebut tidak boleh dipanaskan / dalam kondisi panas, dan juga tidak boleh makanan yang bersifat asam. Terkait : Bahaya Menggunakan Celana Dalam yang Ketat.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar