Di Indonesia kita mengenal ada waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan waktu Indonesia Timur (WIT). Lebih luas, di dunia ini ada pembagian zona waktu, dimana ada perbedaan waktu antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya yang didasarkan pada letak wilayah tersebut secara geografis.
Ilustrasi: Gambar Bigben di Inggris |
Zona waktu sesungguhnya adalah sebuah fenomena di era modernisasi. Dahulu jika tak ada telekomunikasi berupa telpon, internet mungkin zona waktu tak terlalu penting. Sebab inLiners tak begitu punya urusan dengan orang di belahan dunia lain.
Sedikit sejarah tentang pembahagian zona waktu ini, awalnya diterapkan pada tahun 1847 di negara Inggris. Aplikasi ini digunakan untuk operasi kereta api. Berikutnya di tahun 1883, diperkenalkan pembagian zona waktu di negera New zealand dan negeri Paman Sam.
Tujuan pembagian zona waktu ini pertama kali adalah untuk menetapkan rentang waktu dengan suatu standar. Pembagiannya didasarkan posisi suatu wilayah berdasarkan garis bujur wilayah itu sendiri. Dengan adanya pembagian zona waktu ini maka, diharapkan penjadwalan kereta api waktu itu memiliki akurasi yang tepat.
Dilaporkan pada tahun 1929, hampir semua negara di dunia telah mempunyai zona waktu tersendiri dengan berpatokan pada GMT. Lalu untuk sekarang, apakah zona waktu tersebut masih penting? Dan apa gunanya zona waktu tersebut?
Seorang ahli astronomi Dicky Henry dan Seorang ahli ekonomi Hanke pernah memberikan pendapat untuk menghapis sistem zona waktu. Mereka memperkenal sistim Hanke-Henry sebagai pengganti sistem zona waktu. Sistem yang mereka usulkan akan berbentuk, jika di Paris jam 22.00 i maka di Tokyo juga jam 22.00.
Namun ternyata ini akan jadi masalah. Bayangkan pada jam 22.00 (10 malam), seseorang di Paris harus ke sekolah jam 22.00. Sementara di Indonesia, pada jam tersebut Saya harus tidur. Cukup membingungkan bukan? Hal yang akan membingungkan lain contohnya, Pagi di Italia jam 21.00 lalu pagi di Brazil jam 8.00. Jadi pagi ini apa ya?
Apalagi jika jaman sekarang. Anggap saja tidak ada zona waktu. inLiners ingin menelepon pacar yang lagi pergi Umrah. Tanpa ada zona waktu, inLiners pasti sulit tahu, doi lagi apa. Nah dengan ada zona waktu, kan inLiners bisa memperkirakan. Jika di Indonesia jam 9.00 berarti di Makkah jam 4 sore misalkan. Artinya kalau jam 4 sore, kebayangkan mungkin si itu lagi shalat Ashar. Nanti aja nelpon jam 10, bertepatan dengan jam 5 di Makkah, jam segitu biasaya orang orang kan lagi pada santai.
Namun dengan memiliki sistem tanpa zona waktu, bukan berarti tidak bagus. Ada beberapa hal yang bisa dimudahkan jika tak ada zona waktu. Misalkan, sebuah pertandingan sepakbola tayang jam 9.00. Orang dari belahan dunia lain, tak akan banyak yang bingung "kalau di sini tayang jam berapa ya?" Tinggal nunggu waktu aja, jam 9.00 pokoknya ada pertandingan bola.
Kalau menurut pendapat inLiners sendiri bagaimana? Bagus atau tidak kalau waktu di bumi ini kita seragamkan? Terkait : Cara Hebat Manajemen Waktu (Time Management).
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar