Upacara Tumpek Kandang merupakan sebuah upacara ritual yang bertujuan sebagai pemujaan akan keagungan Tuhan atas memelihara semua yang telah diciptakannya seperti hewan peliharaan dan binatang ternak. Upacara Tumpek Kandang kerap dinamakan juga hari Tampak Uye. Dilakukan pada Sabtu Kliwon, Wuku Uye yang dihitung berdasarkan kalender Jawa-Bali. Secara kalender biasa ini akan bertepatan dalam periode sekali 6 bulanan.
Pada upacara degnan tarian yang sakral ini biasa di isi dengan gerakan yang memiliki arti dan makna tertentu. Tak lupa juga dalm beberapa tarian yang dianggap sakral biasanya juga melibatkan kekuatan mistis.
Pada Lontar Sundarigama dijelaskan bahwa Tumpek Kandang merupakan sebuah ritual selamatan pada binatang ternak. Hewa peliharaan disemblih yang menunjukkan sebagai puja-puji pada Tuhan, lebih khususnya pada Siwa Rare Angon yang telah mengembalakan makhluk.
Dalam tatanan ajaran Hindu, telah turun temurun di Bali untuk tetap menjaga dan melestarikan harmonisasi dan selarasnya kehidupan setiap makhluk di bumi dan alam semesta ini. Jiwa makhluk yang sejatinya berasal dari TuhanYang maha Esa, Harus benar benar di jaga agar senantiasa bersih. Ini tergambar dari Doa penganut Hindu yang tercantum di Puja Tri Sandhya. Sarvaprani hitan karah begitu lah ungkapannya, sebuah doa yang umum yang mengharapkan adaya keseimbangan di alam semesta dan semua mahkluk hidup bisa selalu sejahtera.
Selain itu filosofis Tumpak Kandang ini adalah sebuah ungkapan syukur dan terima kasih pada seluruh hewan, dikhususkan pada hewan ternak atau binatang peliharaan. Dalam kehidupan masyarakat yang agraris tentu binatang yang diternakkan telah berjasa sangat besar. Dimulai dari kotoran sapi sebagai pupuk dan membantu menyuburkan tanah, kemudian dari susu yang bisa diminum selanjutnya penggunaan tenaga sapi dalam membajak dan mengolah lahan pertanian.
Nah sebagai rasa syukur tersebut maka diadakan sebuah ritual upacara khusus, ya itulah dia Upacara Tumpak Kandang.
Image: Tribunnews |
Pada upacara degnan tarian yang sakral ini biasa di isi dengan gerakan yang memiliki arti dan makna tertentu. Tak lupa juga dalm beberapa tarian yang dianggap sakral biasanya juga melibatkan kekuatan mistis.
Pada Lontar Sundarigama dijelaskan bahwa Tumpek Kandang merupakan sebuah ritual selamatan pada binatang ternak. Hewa peliharaan disemblih yang menunjukkan sebagai puja-puji pada Tuhan, lebih khususnya pada Siwa Rare Angon yang telah mengembalakan makhluk.
Dalam tatanan ajaran Hindu, telah turun temurun di Bali untuk tetap menjaga dan melestarikan harmonisasi dan selarasnya kehidupan setiap makhluk di bumi dan alam semesta ini. Jiwa makhluk yang sejatinya berasal dari TuhanYang maha Esa, Harus benar benar di jaga agar senantiasa bersih. Ini tergambar dari Doa penganut Hindu yang tercantum di Puja Tri Sandhya. Sarvaprani hitan karah begitu lah ungkapannya, sebuah doa yang umum yang mengharapkan adaya keseimbangan di alam semesta dan semua mahkluk hidup bisa selalu sejahtera.
Selain itu filosofis Tumpak Kandang ini adalah sebuah ungkapan syukur dan terima kasih pada seluruh hewan, dikhususkan pada hewan ternak atau binatang peliharaan. Dalam kehidupan masyarakat yang agraris tentu binatang yang diternakkan telah berjasa sangat besar. Dimulai dari kotoran sapi sebagai pupuk dan membantu menyuburkan tanah, kemudian dari susu yang bisa diminum selanjutnya penggunaan tenaga sapi dalam membajak dan mengolah lahan pertanian.
Nah sebagai rasa syukur tersebut maka diadakan sebuah ritual upacara khusus, ya itulah dia Upacara Tumpak Kandang.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar