Ditengah persaingan penyediaan layanan jasa internet memang fokus utama para provider adalah mencari konsumen sebanyak-banyaknya. Setelah itu, rahasia terbesar mereka adalah me-monopoli bagian tersebut. Bukan sebuah strategi bisnis rahasia lagi tindakan semacam ini.
Mungkin anda pikir saya berlebihan dengan hal ini. Kita ambil contoh ada yang namanya dahulu paket SERBU, dengan motto cuma seribu. Sekarang harganya menjadi 3x lipat. Inilah strategi yang saya maksud. Setelah konsumen beramai-ramai menggunakan produk anda, lalu harga boleh sesuka anda.
Satu lagi kasus ini saya alami sebagai pengguna Smartfren. Tetapi cara monopoli semacam ini sangat merugikan konsumen menurut saya. Entah bagaimana dengan pendapat Anda.Kita berbicara terbuka saja tanpa harus membuat inisial ini itu. Karena pada kenyataannya masyarakat Indonesia masih bingung untuk harus bagaimana dengan hal semacam ini. Berikut kisah saya, kejadian 29 Desember 2016. Sebelumnya perlu dijelaskan, saya bukan karyawan provider saingan Smartfren, bukan orang yang berkepentingan dan akan mendapatkan keuntungan dengan menyampaikan ini. Saya hanya mau menyampaikan pengalaman buruk saya, sebagai pelajaran bagi anda.
Kuota saya masih tersisa 230 MB. Pagi ini saya memiliki kepentingan mendesak untuk melakukan sesuatu di internet. Katakanlah itu browsing. Sebagai bukti jumlah kuota saya sebagai berikut:
Ok sekarang kita lanjutkan. Saya coba membuka situs tujuan saya. Ternyata kemudian yang keluar hanya notifikasi bahwa paket saya hampir habis. 230 MB, memang kecil tapi setidaknya itu bisa dong buat browsing. Yang keluar notifikasi 'pemaksaan' harus isi pulsa. Tidak ada bagian skip atau bagian yang bisa digunakan untuk melewatkan notifikasi tersebut. Dalam artian, saya harus dipaksa isi pulsa dulu baru bisa halaman browsing lagi. Padahal saya memiliki kuota loh 230 MB.
Melihat kejadian tersebut saya masih bisa bersabar. Kemudian saya coba berkomunikasi dengan Customer Service Smartfren melalui twitter. Sapaan awal terus saya ceritakan masalah saya. Waduh Customer Service-nya entah bagaimana entah robot. Jawabannya itu-itu saja, berusaha ramah tapi diluar konteks permasalan yang saya hadapi. Bisa dibaca di gambar awal tadi. Jawaban Customer Service-nya. Padahal saya telah menceritakan kalau masalah saya. " Kuota saya masih 230 MB, saya mau browsing kok tidak bisa? Selalu keluar notif Kuota hampir habis, padahal kalau memanghabis ya saya maklumi. Tapi ini masih ada.. Tapi saya dipaksa isi ulang melulu."
Jawaban bertele-tele yang saya dapatkan. Mulai dari menanyakan alamat, posisi saya ada di antara gedung apa dan seterusnya. Padahal masalah saya bukan signal, tetapi notif yang menganggu dan menghambat tersebut. Dan yang tak kalah anehnya, saya dimention dan dikatakan telah dijawab melalui DM (pesan pribadi twitter), sementara tak ada pesan apa apa! Bisa anda lihat digambar pertama bagian tengah. Apa ini sebatas pencitraan, jika CS ramah dan selalu menyelesaikan masalah?
Yang saya tak habis pikir, kenapa jika memang tak bisa menangani hal ini harusnya jujur. Dan yang utama, sistem macam apa seperti ini kuota segitu sudah tak bisa digunakan? Jika memang tak rela, jujur dalam promosi saja. Mungkin dengan tanpa janji janji kuota segunung, unlimited dari smartfren atau kata manis apa, masyarakat akan lebih nyaman. Secara pribadi - saya merasa dirugikan.
Saya tidak melarang atau mencegah anda yang ingin menggunakan provider ini. Tidak sama sekali, cuma saja ini kebenaran yang saya alami. Jika ada pihak dari Smartfren yang merasa ini kebohongan silahkan dengan segala hormat membantah saya melalui komentar.
Terakhir saya ucapkan terima kasih kepada pihak inLine yang mau memuat keluhan saya ini. Semoga kita bisa lebih bijak.
Mungkin anda pikir saya berlebihan dengan hal ini. Kita ambil contoh ada yang namanya dahulu paket SERBU, dengan motto cuma seribu. Sekarang harganya menjadi 3x lipat. Inilah strategi yang saya maksud. Setelah konsumen beramai-ramai menggunakan produk anda, lalu harga boleh sesuka anda.
Satu lagi kasus ini saya alami sebagai pengguna Smartfren. Tetapi cara monopoli semacam ini sangat merugikan konsumen menurut saya. Entah bagaimana dengan pendapat Anda.Kita berbicara terbuka saja tanpa harus membuat inisial ini itu. Karena pada kenyataannya masyarakat Indonesia masih bingung untuk harus bagaimana dengan hal semacam ini. Berikut kisah saya, kejadian 29 Desember 2016. Sebelumnya perlu dijelaskan, saya bukan karyawan provider saingan Smartfren, bukan orang yang berkepentingan dan akan mendapatkan keuntungan dengan menyampaikan ini. Saya hanya mau menyampaikan pengalaman buruk saya, sebagai pelajaran bagi anda.
Kuota saya masih tersisa 230 MB. Pagi ini saya memiliki kepentingan mendesak untuk melakukan sesuatu di internet. Katakanlah itu browsing. Sebagai bukti jumlah kuota saya sebagai berikut:
Bukti Kuota Saya dan Tanggapan CS Smartfren |
Tampilan saat saya browsing |
Jawaban bertele-tele yang saya dapatkan. Mulai dari menanyakan alamat, posisi saya ada di antara gedung apa dan seterusnya. Padahal masalah saya bukan signal, tetapi notif yang menganggu dan menghambat tersebut. Dan yang tak kalah anehnya, saya dimention dan dikatakan telah dijawab melalui DM (pesan pribadi twitter), sementara tak ada pesan apa apa! Bisa anda lihat digambar pertama bagian tengah. Apa ini sebatas pencitraan, jika CS ramah dan selalu menyelesaikan masalah?
Yang saya tak habis pikir, kenapa jika memang tak bisa menangani hal ini harusnya jujur. Dan yang utama, sistem macam apa seperti ini kuota segitu sudah tak bisa digunakan? Jika memang tak rela, jujur dalam promosi saja. Mungkin dengan tanpa janji janji kuota segunung, unlimited dari smartfren atau kata manis apa, masyarakat akan lebih nyaman. Secara pribadi - saya merasa dirugikan.
Saya tidak melarang atau mencegah anda yang ingin menggunakan provider ini. Tidak sama sekali, cuma saja ini kebenaran yang saya alami. Jika ada pihak dari Smartfren yang merasa ini kebohongan silahkan dengan segala hormat membantah saya melalui komentar.
Terakhir saya ucapkan terima kasih kepada pihak inLine yang mau memuat keluhan saya ini. Semoga kita bisa lebih bijak.
Share Yuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar